Agresi
dan Penindasan
Anak laki-laki
cenderung bertindak agresi langsung dan anak perempuan cenderung lebih agresif
dalam hal agresi tidak langsung atau sosial.
Tipe-tipe
Agresi dan Pengolahan Informasi Sosial
Apa yang membuat anak
agresif ? Salah satu jawabannya mungkin bersandar pada cara mereka mengolah
informasi sosial. Fitur sosial apa yang terjadi di lingkungan yang diperhatikan
oleh anak-anak dan bagaimana mereka menginterprestasikan apa yang mereka
peroleh.
Instrumental atau
proaktif, aggresor memandang kekuatan dan paksaan sebagai cara yang efektif
untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka bertindak dengan sengaja tidak
mengeluarkan amarah. Dalam istilah pembelajaran sosial, mereka agresif karena
mereka mengharapkan mendapat imbalan dari apa yang mereka lakukan, dan ketika
mereka mendapatkannya, mereka percaya bahwa agresi yang dilakukannya efektif.
Sebaliknya, anak lain yang tidak sengaja bertabrakan dalam antrean mungkin
balik mendorong dengan kemarahan, berasumsi bahwa anak lain menabrak dengan
tujuan. Hal ini adalah reaksi agresi bermusuhan. Seperti yang sering anak
miliki, bias atribusi permusuhan : mereka melihat anak lain mencoba menyakiti
mereka, dan melawan dalam bentuk pembalasan atau mempertahankan diri.
Apakah
Media Elektronik Memicu Sikap Agresi ?
Baik televise, film,
video game, telepon seluler, dan komputer memegang peranan besar pada kegiatan
anak sehari-hari, hal yang kritis untuk memahami dampak media massa pada
perilaku anak-anak. Anak-anak menghabiskan banyak waktu untuk menonton media
hiburan daripada melakukan aktivitas selain sekolah dan tidur.
Televisi menyajikan
kekerasan, biasanya hal yang glamor, kejayaan atau disepelekan. Tambahan selama
24 jam stasiun berita yang menyajikan secara terus menerus bencana alam dan
aksi-aksi kekerasan. Video musik menyajikan hal yang tidak proporsional tentang
kekerassan pada perempuan dan orang kulit hitam. Industri film, musik dan video
game secara agresif merupakan pasar kekerasan, sajian untuk orang dewasa
diberikan pada anak-anak.
Karena waktu yang
dihabiskan secara signifilkan oleh anak lebih banyak oleh media, apa yang
mereka lihat akan menjadi contoh peran dan sumber informasi bagaimana individu
berprilaku. Disajikan di televise dan video game hubungan sebab akibat dari
kekerasan media dan perilaku kekerasan dari sudut pandang penonton.
Anak percaya bahwa
mereka dipengaruhi oleh pengamatan mereka terhadap perilaku. Media menyediakan
pertunjukkan yang mengerikan tanpa mengindahkan kerugian dan menuntun anak-anak
untuk menerima kekerasan sebagai hal yang biasa. Anak yang melihat karakter
yang menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan mereka menyimpulkan bahwa
kekerasan adalah cara efektif untuk memecahkan masalah. Pertunjukan berulang
kali dapat membuat anak mudah terpengaruh.
Anak-anak lebih rentan
dibanding orang dewasa dalam menghadapi pengaruh kekerasan di televise.
Penelitian belajar sosial klasik menyatakan bahwa anak akan mengimitasi
model-model dalam film lebih daripada melihat langsung.
Penelitian tentang
dampak video games dan internet menyatakan bahwa peningkatan perilaku kekerasan
jangka panjang lebih banyak dipengaruhi oleh video games daripada TV dan film.
Pemain dari permainan kekerasan secara aktif adalah partisipan yang menerima
penguatan positif untuk aksi kekerasan.
Gangguan
Tingkah Laku yang Menganggu
Temper tantrum(pemarah)
dan penyimpangan, argumentative, bermusuhan, atau perilaku menganggu lainnya.
Umumnya terjadi di usia sekitar 4-5 tahun umumnya melampaui pertengahan masa
anak-anak saat anak semakin baik dalam mengontrol perilaku tersebut. Pola-pola
perilaku tersebut bbertahan hingga usia 8 tahun, anak-anak didiagnosis dengan
oppositional defiant disorder, bentuk-bentuk dari penentangan, ketidakpatuhan,
dan permusuhan terhadap otoritas orang dewasa, setidaknya selama 6 bulan dan
menjadi di luar batas kehormatan perilaku anak. Anak-anak dengan ODD terus
menerus bertengkar, adu argument, kehilangan kendali marah, merebut sesuatu,
menyalahkan yang lain, dan penuh marah serta penuh kebencian.
Beberapa anak yang
menderita ODD juga memiliki conduct disorder (CD), gangguan perilaku, bentuk
yang menetap, berulang, dimulai di usia awal mereka, agresif, sikap antisocial,
seperti membolos, membakar, krbiasaan berbohong, bertengkar, menindas, mencuri,
suka merusak, menyerang, dan penggunaan obat-obatan serta alcohol.
Fobia
Sekolah dan Gangguan Kecemasan Lain
Anak-anak dengan fobia
sekolah memiliki ketakutan yang tidak realistis untuk bersekolah. Beberapa anak
memiliki alasan realistis aka ketakutan bersekolah guru sarkastik, pekerjaan
rumah yang menumpuk atau menghindari penindasan. Fobia sekolah yang
sesungguhnya adalah bentuk gangguan kecemasan untuk berpisah, sebuah kondisi
yang melibatkan kecemasan yang berlebihan setidaknya untuk 4 minggu karena perpisahan dari rumah atau
individu tempat anak memiliki kelekatan. Walaupun kecemasan untuk berpisah
adalah normal ketika masa infancy, ketika hal ini menetap di anak yang usianya
lebih tua , hal ini perlu diperhatikan.
Kadang fobia sekolah
juga merupakan bentuk fobia sosial atau kecemasan sosial. Ketakutan yang
berlebihan dan menghindari situasi sosial seperti bicara di kelas atau bertemu
kenalan di jalan. Fobia sosial berdampak pada 5% anak hal ini terjadidalam
keluarga, sehingga ada komponen genetis di dalamnya. Sering kali fobia tersebut
dipicu oleh pengalaman traumatis, seperti pikiran anak-anak disebut namanya di
kelas.
Beberapa anak memiliki
gangguan kecemasan umum, tidak terpaku pada bagian spesifik kehidupan mereka.
Anak tersebut khawatir akan segalanya : kelulusan sekolah, badai, gempa bumi
dan melukai diri mereka sendiri ketika bermain di arena bermain.
Depresi
Masa Anak
Depresi pada masa anak
adalah gangguan suasana hati yang terjadi melebihi kenormalan, kesedihan
sementara. Depresi diperkirakan terjadi sekitar 2% pada anak prasekolah dan
meningkat sebanyak 2,8% pada anak dibawah usia 13 tahun. Gejalanya termasuk
ketidakmampuan untuk bersenang-senang atau berkonsentrasi, sakit pinggang,
aktivitas yang ekstrem atau apatis, menangis, masalah tidur, perubahan berat
badan, keluhan fisik, perasaan tidak berguna, merasa tidak memiliki teman, atau
pikiran tentang kematian atau bunuh diri yang sering muncul.
Penyebab utama depresi
anak belum diketahui, tapi anak yang depresi cenderung berasal dari keluarga
dengan pola pengasuhan penuh tekanan, kecemasan, kemampuan melecehkan atau
perilaku antisocial. Situasi dalam keluarga meningkatkan resiko depresi pada
anak-anak
Teknik
Penanganan
Perawatan psikologis
untuk gangguan emosi dapat menggunakan beberapa bentuk. Dalam psikoterapi individual,
terapis melihat anak satu per satu. Membantu anak mendapatkan pemahaman diri
dalam kepribadiannya dan dalam relasi serta menginterprestasikan perasaan dan
perilaku. Perawatan seperti ini dapat membantu melewati saat-saat stress,
seperti kematian orang tua atau perceraian orang tua, bahkan ketika anak tidak
menunjukkan tanda-tanda terganggu. Psikoterapi anak biasanya lebih efektif
ketika dikombinasikan dengan konseling orang tua.
Dalam terapi keluarga,
terapis melihat keluarga secara bersama-sama, mengobservasi bagaimana anggota
berinteraksi dan menunjukkan pertumbuhan keduanya baik pertumbuhan yang
menghasilkan atau pertumbuhan yang menghalangi atau yang merusak fungsi
keluarga.
Terapi
perilaku atau modifikasi perilaku adalah bentuk psikoterapi yang menggunakan
prinsip teori belajar untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan atau
mengembangkan perilaku yang diinginkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar