Kamis, 20 Oktober 2016

APA ITU INTRAPERSONAL, INTERPERSONAL, TRANSPERSONAL

A.    Intrapersonal
a)      Definisi
Dijelaskan oleh Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Sedangkan menurut Nina  (2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir. Sedangkan menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi pada diri sendiri atau dengan dirinya sendiri. Tipe komunikasi intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar (sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi dan mengambil sikap atau keputusan. Ketika kita ingin memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, ataupun mencari sebab dan akibat, kita akan berinteraksi dengan diri kita sendiri apa yang baik, apa yang buruk, serta apa yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. komunikasi seseorang dengan dirinya sendiri (communication with the self). Tipe komunikasi intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar (sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi dan mengambil sikap atau keputusan.
b)      Contoh Komunikasi Intrapersonal
Ketika anda ingin membeli sebuah ice cream di sebuah toko, Anda melihat ada banyak pilihan rasa ice cream di toko tersebut. Kemudian anda berfikir untuk memutuskan rasa seperti apa yang anda inginkan, apakah anda ingin mencoba rasa baru atau membeli rasa favorit anda. Mampu berdialog dengan diri sendiri, menunjukan bahwa kita mampu mengenali dan memahami diri kita. Dengan begitu kita dapat belajar bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.


B.     Interpersonal
a)      Definisi
Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan orang lain. Komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih. Tujuan komunikasi ini biasanya adalah untuk sharing atau berbagi informasi, pendapat, gagasan, mengajak, menawarkan sesuatu, dan lain lain. Dapat dilakukam baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Komunikasi Interpersonal dapat dibagi menjadi tiga tipe:
1.      Assertive Communication (Komunikasi Asertif).
2.      Nonassertive Communication (Komunikasi Nonasetif)
3.      Aggressive Communication (Komunikasi Agresif).
Ciri-ciri (karakterstik) komunikasi asertif adalah dengan percaya diri mengekspresikan yang Anda pikirkan, rasakan, dan percayai; dengan lantang membela hak Anda seraya menghormati hak orang lain; menyampaikan maksud dan harapan tanpa menghina, mempermalukan, atau merendahkan orang lain; respek terhadap kebutuhan dan hak diri sendiri dan orang lain.
Ciri-ciri komunikasi nonasertif adalah ketidakmampuan mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keyakinan secara konsisten; membolehkan orang lain untuk melanggar hak Anda tanpa tantangan; kurang menghargai preferensi sendiri; orang lain dengan mudah mengabaikan pemikiran, perasaan, dan keyakinan Anda.
Ciri-ciri komunikasi agresif adalah  mengekspresikan diri dengan cara mengintimidasi, menghina, atau merendahkan orang lain serta meraih keinginan dengan cara merusak hak-hak orang lain. Komunikasi interpersonal penting dipahami. Hal ini terjadi karena komunikasi interpersonal :
·    Dapat meningkatkan hubungan dari tidak kenal (impersonal) menjadi hubungan yang bersifat pribadi atau sebaliknya.
·        Menyampaikan emosi dan perasaan kita.
·    Melatih diri komunikator maupun komunikan menjadi pribadi yang peka, peduli dan empati pada pasangan komunikasi, sehingga dari berorientasi pada diri sendiri (self oriented) menjadi berorientasi kepada pihak lain.
Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1.    Untuk mendapatkan respon atau umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya ketika Anda mengirimkan pesan ke orang lain tetapi orang tersebut tidak membalas pesan Anda.
2.   Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon atau umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi  perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain.
b)    Contoh
Contohnya seperti interaksi antar manusia dalam kehidupa nyata, contoh pertama ketika Anda dan teman anda mendiskusikan suatu materi kuliah yang sulit dimengerti, saling menyampaikan pendapat masing – masing tentang materi tersebut. Contoh kedua adalah komunikasi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas antara dosen dengan mahasiswanya. Contoh ketiga ketika saya sedang memiliki suatu masalah, saya selalu berbicara (mengobrol) dengan orang tua saya untuk mencari solusinya. Mengobrol merupakan komunikasi interpersonal karena dilakukan antara satu orang dengan orang lain yang memungkinkan adanya feedback secara langsung. Berkomunikasi juga bisa dilakukan melalui dunia maya atau dengan menggunakan internet, seperti chatting melalui akun sosial media Anda seperti melalui Gmail, Facebook, Skype, dan media sosial lainnya.


C.    Transpersonal
a)     Definisi
Transpersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam domain spiritual seseorang atau dapat dikatakan berlangsung didalam ketidaksadaran kolektif yang mengandung unsur Tuhan. Tujuan komunikasi transpersonal yaitu untuk memunculkan kesadaran tentang diri (self-hood), meningkatkan spiritualitas, aktualisasi diri dan lain lain.
b)      Contoh
Contoh dari komunikasi transpersonal adalah berdoa, beribadah, intropeksi diri dengan melihat kekurangan dalam diri kita dan memperbaikinya, melakukan meditasi, refleksi diri, ritual keagamaan, atau cara lainnya untuk berkomunikasi dengan “kekuatan yang lebih tinggi” Jadi, kesimpulannya di dalam komunikasi transpersonal semua manusia dapat menentukan tentang spritualnya masing-masing. Dimana semua manusia itu memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang diyakini-nya. Jadi, dalam komunikasi transpersonal lebih cenderung bersifat vertical, yang berarti lebih mengutamakan hubungan spritual terhadap Tuhan-nya. Tidak seperti komunikasi intrapersonal dan interpersonal yang lebih cenderung bersifat horizontal, yang berarti lebih mengutamakan hubungan antar manusia (bukan berarti dalam pengertian ini, manusia tidak lantas melupakan potensi spiritualnya).

REFERENSI:
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/148-artikel-bea-dan-cukai/19683-komunikasi-intrapersonal-sebagai-pondasi-komunikasi-interpersonal

Sabtu, 08 Oktober 2016

lowongan pekerjaan

REVIEW LOWONGAN PEKERJAAN

Dalam rangka memenuhi tugas softskill yang telah diberikan, saya mencoba untuk mereview lowongan pekerjaan dari website http://www.openkerja.com/ yang dimana isinya itu beberapa perusahaan yang lagi membuka lapangan pekerjaan untuk beberapa orang yang membutuhkan di bagian/bidang tertentu. Salah satunya, “PT Datacom Solusindo”. Datacom Solusindo merupakan perusahaan yang memfokuskan diri pada pengembangan software Telephone Monitoring System yang didirikan tahun 1990.
Saat ini PT Datacom Solusindo sedang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki keterampilan dan pengetahuan agar mampu memberikan kontribusi bagi kesuksesan perusahaan.
Ada beberapa persyaratan yang ditentukan oleh PT Datacom Solusindo untuk posisi system analiyst, diantaranya :
1.      Pendidikan S1 Semua Jurusan
2.      Pengalaman dengan Perencanaan System dengan UML dan SDLC yang baku
3.      Membuat rancangan yang lengkap sampai siap diserahkan ke development team berdasarkan business analyst yang sudah tersedia
4.      Penempatan di Kota Salatiga Jawa Tengah.

Ada beberapa kelemahan yang saya baca&lihat dari persyaratan yang ada ini, diantaranya : Pendidikan setiap calon pekerja harus sudah mempunyai ijazah sarjanah, artinya setiap calon pekerja harus sudah sarjanah, sehingga bagi calon pekerja yang tidak kuliah atau hanya tamatan SMK/SMA tidak bisa melamar ke perusaahan tersebut. Dan kelemahan yang lain adalah penempatan kerja di wilayah Salatiga, kenapa ? bagi calon pekerja yang tidak mempunyai rumah di wilayah salatiga berarti harus ngekost atau mungkin tinggal di asrama sehingga mengakibatkan jauh dari keluarganya.
Hanya saja ada beberapa kelebihan juga yang saya lihat&baca dari persyaratan tersebut, diantaranya :
Dimana setiap calon pekerja harus punya gelar sarjana S1, tujuannya adalah agar pekerja tersebut benar-benar punya kualitas yang baik&mempunyai sehingga bisa bersaing dalam dunia pekerjaan yang ditekuninya dan bisa benar-benar dihandalkan bagi perusahaan untuk memenuhi target yang dimilikinya berkat potensi akedemiknya. Apalagi di era jaman modern sekarang, pendidikan itu penting dan sangat dibutuhkan sekali. Dan pengalaman juga penting agar si pekerja tersebut tidak kaget atau harus belajar lagi dalam memulai pekerjaannya, sehingga benar-benar bisa fokus bekerja memenuhi target dari perusahaan tersebut.
Dan kelebihan lain dari lowongan pekerjaan ini adalah mengirimkan surat lamaran dan CVnya bisa melalui email yakni ke sdm@datacomsolusindo.co.id sehingga tidak perlu datang langsung ke perusahaannya sehingga bisa hemat waktu&ongkos.

Demikian review tentang lowongan pekerjaan yang saya buat dalam hal memenuhi tugas saya, dan sumber ini saya lihat dari http://www.openkerja.com/   

Terima Kasih !

Senin, 27 Juni 2016

Perkembangan Psikososial pada anak

Perkembangan Psikososial Pada Anak Usia Menengah
1.      Perkembangan Konsep Diri : Sistem Representasi
Sekitar usia 7 atau 8 tahun, anak mencapai tingkat perkembangan konsep diri. Pada saat ini, penilaian terhadap diri sendiri menjadi lebih penting, realistis, seimbang dan komperhensif sebagaimana anak membentuk sistem representasi secara luas, konsep diri yang inklusif yang mengintregasikan beragam aspek dari diri (Harter, 1993, 1996, 1998).

2.      Harga Diri
Menurut Erikson (1982), Faktor utama yang menentukan harga diri adalah pandangan anak-anak terhadap kapasitasnya untuk kerja produktif. Tahap keempat dari perkembangan psikososial ini difokuskan pada Industry vs Inferiority(Kerja keras lawan rendah diri). Pertengahan masa anak adalah waktu anak harus belajar nilai-nilai keterampilan di dalam kelompok sosialnya.
    Kebaikan yang mengikuti hasil keputusan yang baik pada tingkat ini adalah kompetensi, pandangan diri akan kemampuan untuk menguasai keterampilan dan menyelesaikan tugas-tugas. Jika anak merasa tidak memadai jika dibandingkan dengan sebayanya, mereka akan kembali dalam rengkuhan perlindungan keluarga. Jika sebaliknya, mereka menjadi begitu bekerja keras, mereka mungkin mengacuhkan hubungan sosial dan menjadi gila kerja.
    Orang tua sangat kuat memengaruhi keyakinan anak terhadap kempetensinya. Dalam orang tua yakin akan kompetensi anak mereka dalam matematika dan olahraga berasosiasi dengan sangat kuat dengan keyakinan anak. ( Fredricks&Eccles, 2002).

3.      Perkembangan Emosional Dan Perilaku Prososial
Begitu anak tumbuh makin besar, mereka lebih sadar terhadap apa yang dimilikinya dan perasaan individu lain. Mereka dapat mengatur atau mengontrol dengan baik emosi dan dapat merespons emosi distres pada orang lain.
Di usia 7 atau 8 tahun, anak secara khusus peka terhadap perasaan malu dan bangga, dan mereka memiliki pandangan yang jelas tentang perbedaan antara rasa bersalah dan malu. (Harris, Olthof, Meerum, Terwogt, & Hardman, 1987: Olthof, Schouten, Kuiper, Stegge, & Jennekens-Schinkel, 2000). Emosi tersebut memengaruhi pandangan mereka terhadap diri mereka sendiri(Harter, 1993, 1996).
    Di pertengahan masa anak-anak, anak mulai menyadari aturan-aturan budaya mereka, yang membuat mereka marah, takut, atau sedih dan bagaimana orang lain bereaksi dalam menampakkan emosi tersebut serta mereka belajar berlaku sesuai budayanya. Ketika orang tua merespons dengan ketidaksetujuan atau hukuman, emosi seperti kemarahan dan takut akan menjadi lebih sering terjadi dan akan merugikan penyesuain sosial anak(Fabes, Leonard, Kupanoff, & Martin, 2001). Atau, anak menjadi suka merahasiakan dan cemas akan perasaan negatif meungkin akan meningkatkan konflik orang tua-anak(Eisenberg dkk., 1999).
    Anak-anak dengan harga diri yang tinggi cenderung menjadi lebih ingin menjadi relawan untuk membantu mereka yang kurang beruntung dibandingkan mereka, dan pada gilirannya menjadi relawan membantu membangun harga diri mereka sendiri(Eisenberg, Fabes, & Murphy, 1996). Orang tua yang mengetahui perasaan distres anak-anaknya dan membantu mereka focus pada penyelesain akar masalah memupuk empati, perkembangan prososial, dan keterampilan sosial(Bryant, 1987; Eisenberg dkk., 1996).

Anak Dalam Keluarga
Anak di usia sekolah menghabiskan banyak waktu di luar rumah untuk berkunjung dan bersosialisasi dengan sebayanya daripada ketika mereka lebih muda. Mereka juga menghabiskan waktu di sekolah dan belajar serta memperkecil waktu untuk makan bersama keluarga daripada anak generasi lampau(Juster dkk., 2004). Tetap saja, rumah dan orang yang tinggal di dalamnya adalah bagian penting dari kehidupan anak. Penelitian menyatakan bahwa waktu makan keluarga berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan anak, baik langsung maupun tidak langsung.
    Untuk memahami anak dalam keluarga, kita perlu melihat lingkungan keluarga yang merupakan atmosfer dan struktur. Hal ini pada gilirannya dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luar batas tembok rumah. Sebagaimana prediksi teori Bronfenbrenner, pengaruh lapisan terbesar-termasuk pekerjaan orang tua dan status sosial ekonomi serta tren yang bersifat sosial seperti halnya urbanisasi, perubahan jumlah anggota keluarga, perceraian dan menikah kembali membantu lingkungan keluarga dan selanjutnya, perkembangan anak.
A.    Suasana/Atmosfer Keluarga
Pengaruh paling penting dari lingkungan keluarga pada perkembangan anak berasal dari suasana dalam rumah. Salah satu factor kontribusi pada suasana keluarga adalah apakah atmosfer keluarga mendukung dan mencintai atau penuh dengan konflik.
    Faktor kontribusi lainnya pada suasana keluarga adalah bagaimana orang tua mengatasi apa yang dibutuhkan anak pada usia sekolah dan kemampuan untuk membuat keputusan mereka sendiri. Masih tentang aspek lain adalah situasi ekonomi keluarga. Bagaimana orang tua bekerja berdampak pada kesejahteraan anak? Apakah keluarga memiliki cukup uang untuk menyediakan keperluan anak?

B.     Struktur Keluarga
Struktur keluarga di Amerika Serikat telah berubah dramatis. Di awal generasi, sebagian besar anak tumbuh di keluarga dengan kedua orang tua yang menikah. Saat ini, meskipun 2 dari 3 anak-anak di bawah usia 18 tahun tinggal dengan kedua orang tua biologisnya, diadopsi, atau dengan orang tua tiri, proporsisinya turun tajam dari 77% di tahun 1980 menjadi 70% di tahun 2008. Sekitar 10% dari dua orang tua yang berkeluarga adalah keluarga yang berasal dari percerain atau menikah kembali dan sekitar 4% adalah keluarga tanpa pernikahan(Kreider&Fields, 2005).
    Ketika Orang Tua Bercerai. Amerika Serikat memiliki tingkat perceraian tertinggi di dunia. Jumlah perceraian meningkat 3 kali lipat sejak tahun 1960(Harvey&Pauwels 1999). Tapi angka percerain jumlah rata-rata stabil sekitar 3,5% dari 1000 orang(Munson&Sutton, 2004; Tejada-Vera & Sutton, 2009). Lebih dari 1 juta anak terlibat dalam perceraian setiap tahunnya(Harvey&Pauwels, 1999).
    Tinggal Dalam Keluarga Dengan Salah Satu Orang Tua. keluarga dengan orang tua merupakan akibat dari percerain atau perpisahan, keluarga yang tidak menikah atau kematian. Dengan meningkatnya angka perceraian dan pengasuhan orang tua di luar pernikahan, presentase orang tua tinggal di Amerika Serikat meningkat dua kali lipat sejak tahun 1970(U.S. Census Bureau, 2008a).
    Tinggal dengan Keluarga Tanpa Pernikahan. Keluarga tanpa pernikahan memiliki cara-cara yang sama dengan keluarga yang menikah, tapi orang tua cenderung lebih memiliki keluarga(Mather, 2010). Secara tradisional mereka cenderung kurang memiliki masalah kesehatan mental.
Tinggal dengan Keluarga Tiri. Kebanyakan orang tua yang bercerai akhirnya menikah kembali, dan banyak ibu yang tidak menikah, menikahi laki-laki yang bukan ayah biologis ank-anaknya(Amato, 2005), selanjutnya, membentuk keluarga tiri atau campuran. 15% anak di Amerika Serikat tinggal dalam keluarga campur(Kreider&Fields, 2005).
Tinggal dengan Keluarga Gay atau Lesbian. Diperkirakan sekitar 9 juta anak dan remaja di Amerika Serikat tinggal dengan orang tua setidaknya salah satunya gay atau lesbian. Beberapa gay dan lesbian membesarkan anak-anaknya yang lahir dari hubungan heteroseksual sebelumnya. Cara kehamilan yang lain yaitu menggunakan ibu pengganti atau mengadopsi anak(Pawelski dkk., 2006: Perrin and AAP Committee on Psychosocial ASpek of Child And Family Health, 2007).
Keluarga Adopsi. Adopsi ditemukan di semua budaya sepanjang sejarah. Tidak hanya untuk individu yang tidak subur, individu yang hidup sendiri, individu yang lebih tua, pasangan gay dan lesbian, serta individu yang secara biologis siap untuk memiliki anak dan siap menjadi Orang Tua adopsi.


Makna Ideologi

Pengertian dan Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara

1.      Pengertian ideologi secara umum dan makna ideologi bagi suatu Negara
Secara Etimologi : Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos berarti ilmu. Jadi menurut kami, bila digabungkan dari dua kata tersebut  artinya menjadi ilmu yang berpedoman pada gagasan.
Secara Substansial, Definisi ideologi adalah pedoman normatif yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. Maksudnya pedoman yang menjadi acuan bagi suatu kelompok dalam menjalankan aktifitasnya untuk menuju tujuan yang diinginkannya.
Pengertian secara umum, Ideologi adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang berorientasi pada tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang kehidupan politik, hukum, pertahanan, dan keamanan, sosial budaya serta dalam bidang keagamaan. Jadi, maksudnya itu sebuah pemikiran yang total tentang prilaku dalam segala bidang kehidupan.
Makna Ideologi bagi suatu Bangsa/Negara adalah sesuatu yang memiliki fungsi sebagai pandangan hidup dan sebagai petunjuk arah semua dalam kehidupan serta penghidupan bangsa di berbagai aspek-aspek atau bidang dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara.

2.      Pengertian macam-macam Ideologi. (Terbuka, Tertutup, Komperhensif, Partikular)
a.      Pengertian Ideologi Terbuka
Nilai-nilai dan cita-cita digali dari kekayaan adat istiadat, budaya, dan relegius masyarakatnya. Ciri khas dari Ideologi terbuka adalah menerima adanya reformasi. Maksud dari Ideologi ini menurut kami adalah : Ideologi yang muncul dari kekayaan Negara tersebut dan masyarakatnya selalu menerima setiap diadakannya sebuah reformasi.

b.      Pengertian Ideologi Tertutup
Nilai-nilai dan cita-cita dihasilkan dari pemikiran individu atau kelompok yang berkuasa dan masyarakat berkorban demi ideologinya. Ciri khas dari Ideologi tertutup adalah menolak reformasi.
Maksud dari Ideologi ini menurut kami adalah : Masyarakatnya sangat tertutup sekali dengan hal-hal baru dan sangat menjaga sekali budaya ataupun kekayaan yang dimiliki oleh negaranya sehingga menolak jika ada perubahan(reformasi) untuk menuju arah yang lebih baik lagi. Masyarakatnya siap berkoban agar jangan sampai terjadi reformasi di negaranya.

c.        Pengertian Ideologi Komperhensif
Mengakomodasikan nilai-nilai dan cita-cita yang bersifat menyeluruh tanpa berpihak pada golongan tertentu atau melakukan reformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.
Maksud Ideologi ini menurut kami adalah : Nilai-nilai yang ada di ideology ini harus dilakukan/dijalankan tanpa mengenal golongan dengan tidak berpihak pada golongan tertentu dan melakukan reformasi dengan besar-besaran, tidak setengah-setengah.

d.      Pengertian Ideologi Partikular
Nilai-nilai dan cita-cita merupakan suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan berkaitan erat dengan kepentingan kelas sosial tertentu.
Maksud dari Ideologi ini menurut kami : Nilai-nilai tersebut memang tersusun dengan baik, hanya saja dalam penerapannya masih ada keberpihakan kepada kelas-kelas sosial masyarakat tertentu sehingga tidak ada pemerataan dalam penerapannya.

3.      Peranan Ideologi bagi Bangsa dan Negara
A.    Bagi Bangsa
1.      Segala macam bentuk pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah harus didasari pada hakikat manusia sebagai “monopluralis” yang meliputi susunan kodrat manusia, jiwa dan raga, sifat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa.
2.      Dalam bidang politik, Negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber pada penjelmaan hakikat manusia sebagai individu(makhluk sosial) yang terjelma sebagai masyarakat. Dalam pengertian lain pengembangan politik harus mendasarkan diri pada moralitas seperti yang tertuang dalam pancasila.
3.      Dalam bidang ekonomi, pemerintah harus terus mendorong sistem perekonomian Indonesia yang mendasarkan diri pada moralitas humanistic berbasis ekonomi yang berkemanusiaan. (ekonomi kerakyatan), yang tidak hanya mendasarkan pada mengejar pertumbuhan saja melainkan juga mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
4.      Pengembangan IPTEK harus mendasarkan pada sila pertama yang coba mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, serta perimbangan antara rasional dan tidak rasional, antara akal, rasa dan kehendak. Jadi pengembangan IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan manusia dan lingkungan. Tidak hanya itu, pengembangan IPTEK juga harus beradab karena IPTEK adalah hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral.
B.     Bagi Pemerintah(Negara)
a.       Dalam bidang sosial budaya, masyarakat mendasarkan ke lokalitasannya sebagai bagian terintegrasi dengan Pancasila. Hal ini harus berkesesuaian dengan etika pancasila yang bersifat humanistic. Artinya nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Pancasila harus dijadikan sumber normatif bagi peningkatan humanisasi dalam bidang sosial budaya.
b.      Dalam kehidupan beragama, masyarakat mengembangkan suatu suasana bermasyarakat ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi dan saling menghargai. Agar konflik-konflik yang berdasar pada agama dapat diredam dengan baik.



PENINDASAN

Agresi dan Penindasan
Anak laki-laki cenderung bertindak agresi langsung dan anak perempuan cenderung lebih agresif dalam hal agresi tidak langsung atau sosial.
Tipe-tipe Agresi dan Pengolahan Informasi Sosial
Apa yang membuat anak agresif ? Salah satu jawabannya mungkin bersandar pada cara mereka mengolah informasi sosial. Fitur sosial apa yang terjadi di lingkungan yang diperhatikan oleh anak-anak dan bagaimana mereka menginterprestasikan apa yang mereka peroleh.
Instrumental atau proaktif, aggresor memandang kekuatan dan paksaan sebagai cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka bertindak dengan sengaja tidak mengeluarkan amarah. Dalam istilah pembelajaran sosial, mereka agresif karena mereka mengharapkan mendapat imbalan dari apa yang mereka lakukan, dan ketika mereka mendapatkannya, mereka percaya bahwa agresi yang dilakukannya efektif. Sebaliknya, anak lain yang tidak sengaja bertabrakan dalam antrean mungkin balik mendorong dengan kemarahan, berasumsi bahwa anak lain menabrak dengan tujuan. Hal ini adalah reaksi agresi bermusuhan. Seperti yang sering anak miliki, bias atribusi permusuhan : mereka melihat anak lain mencoba menyakiti mereka, dan melawan dalam bentuk pembalasan atau mempertahankan diri.
Apakah Media Elektronik Memicu Sikap Agresi ?
Baik televise, film, video game, telepon seluler, dan komputer memegang peranan besar pada kegiatan anak sehari-hari, hal yang kritis untuk memahami dampak media massa pada perilaku anak-anak. Anak-anak menghabiskan banyak waktu untuk menonton media hiburan daripada melakukan aktivitas selain sekolah dan tidur.
Televisi menyajikan kekerasan, biasanya hal yang glamor, kejayaan atau disepelekan. Tambahan selama 24 jam stasiun berita yang menyajikan secara terus menerus bencana alam dan aksi-aksi kekerasan. Video musik menyajikan hal yang tidak proporsional tentang kekerassan pada perempuan dan orang kulit hitam. Industri film, musik dan video game secara agresif merupakan pasar kekerasan, sajian untuk orang dewasa diberikan pada anak-anak.
Karena waktu yang dihabiskan secara signifilkan oleh anak lebih banyak oleh media, apa yang mereka lihat akan menjadi contoh peran dan sumber informasi bagaimana individu berprilaku. Disajikan di televise dan video game hubungan sebab akibat dari kekerasan media dan perilaku kekerasan dari sudut pandang penonton.
Anak percaya bahwa mereka dipengaruhi oleh pengamatan mereka terhadap perilaku. Media menyediakan pertunjukkan yang mengerikan tanpa mengindahkan kerugian dan menuntun anak-anak untuk menerima kekerasan sebagai hal yang biasa. Anak yang melihat karakter yang menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan mereka menyimpulkan bahwa kekerasan adalah cara efektif untuk memecahkan masalah. Pertunjukan berulang kali dapat membuat anak mudah terpengaruh.
Anak-anak lebih rentan dibanding orang dewasa dalam menghadapi pengaruh kekerasan di televise. Penelitian belajar sosial klasik menyatakan bahwa anak akan mengimitasi model-model dalam film lebih daripada melihat langsung.
Penelitian tentang dampak video games dan internet menyatakan bahwa peningkatan perilaku kekerasan jangka panjang lebih banyak dipengaruhi oleh video games daripada TV dan film. Pemain dari permainan kekerasan secara aktif adalah partisipan yang menerima penguatan positif untuk aksi kekerasan.
Gangguan Tingkah Laku yang Menganggu
Temper tantrum(pemarah) dan penyimpangan, argumentative, bermusuhan, atau perilaku menganggu lainnya. Umumnya terjadi di usia sekitar 4-5 tahun umumnya melampaui pertengahan masa anak-anak saat anak semakin baik dalam mengontrol perilaku tersebut. Pola-pola perilaku tersebut bbertahan hingga usia 8 tahun, anak-anak didiagnosis dengan oppositional defiant disorder, bentuk-bentuk dari penentangan, ketidakpatuhan, dan permusuhan terhadap otoritas orang dewasa, setidaknya selama 6 bulan dan menjadi di luar batas kehormatan perilaku anak. Anak-anak dengan ODD terus menerus bertengkar, adu argument, kehilangan kendali marah, merebut sesuatu, menyalahkan yang lain, dan penuh marah serta penuh kebencian.
Beberapa anak yang menderita ODD juga memiliki conduct disorder (CD), gangguan perilaku, bentuk yang menetap, berulang, dimulai di usia awal mereka, agresif, sikap antisocial, seperti membolos, membakar, krbiasaan berbohong, bertengkar, menindas, mencuri, suka merusak, menyerang, dan penggunaan obat-obatan serta alcohol.
Fobia Sekolah dan Gangguan Kecemasan Lain
Anak-anak dengan fobia sekolah memiliki ketakutan yang tidak realistis untuk bersekolah. Beberapa anak memiliki alasan realistis aka ketakutan bersekolah guru sarkastik, pekerjaan rumah yang menumpuk atau menghindari penindasan. Fobia sekolah yang sesungguhnya adalah bentuk gangguan kecemasan untuk berpisah, sebuah kondisi yang melibatkan kecemasan yang berlebihan setidaknya untuk  4 minggu karena perpisahan dari rumah atau individu tempat anak memiliki kelekatan. Walaupun kecemasan untuk berpisah adalah normal ketika masa infancy, ketika hal ini menetap di anak yang usianya lebih tua , hal ini perlu diperhatikan.
Kadang fobia sekolah juga merupakan bentuk fobia sosial atau kecemasan sosial. Ketakutan yang berlebihan dan menghindari situasi sosial seperti bicara di kelas atau bertemu kenalan di jalan. Fobia sosial berdampak pada 5% anak hal ini terjadidalam keluarga, sehingga ada komponen genetis di dalamnya. Sering kali fobia tersebut dipicu oleh pengalaman traumatis, seperti pikiran anak-anak disebut namanya di kelas.
Beberapa anak memiliki gangguan kecemasan umum, tidak terpaku pada bagian spesifik kehidupan mereka. Anak tersebut khawatir akan segalanya : kelulusan sekolah, badai, gempa bumi dan melukai diri mereka sendiri ketika bermain di arena bermain.
Depresi Masa Anak
Depresi pada masa anak adalah gangguan suasana hati yang terjadi melebihi kenormalan, kesedihan sementara. Depresi diperkirakan terjadi sekitar 2% pada anak prasekolah dan meningkat sebanyak 2,8% pada anak dibawah usia 13 tahun. Gejalanya termasuk ketidakmampuan untuk bersenang-senang atau berkonsentrasi, sakit pinggang, aktivitas yang ekstrem atau apatis, menangis, masalah tidur, perubahan berat badan, keluhan fisik, perasaan tidak berguna, merasa tidak memiliki teman, atau pikiran tentang kematian atau bunuh diri yang sering muncul.
Penyebab utama depresi anak belum diketahui, tapi anak yang depresi cenderung berasal dari keluarga dengan pola pengasuhan penuh tekanan, kecemasan, kemampuan melecehkan atau perilaku antisocial. Situasi dalam keluarga meningkatkan resiko depresi pada anak-anak
Teknik Penanganan
Perawatan psikologis untuk gangguan emosi dapat menggunakan beberapa bentuk. Dalam psikoterapi individual, terapis melihat anak satu per satu. Membantu anak mendapatkan pemahaman diri dalam kepribadiannya dan dalam relasi serta menginterprestasikan perasaan dan perilaku. Perawatan seperti ini dapat membantu melewati saat-saat stress, seperti kematian orang tua atau perceraian orang tua, bahkan ketika anak tidak menunjukkan tanda-tanda terganggu. Psikoterapi anak biasanya lebih efektif ketika dikombinasikan dengan konseling orang tua.
Dalam terapi keluarga, terapis melihat keluarga secara bersama-sama, mengobservasi bagaimana anggota berinteraksi dan menunjukkan pertumbuhan keduanya baik pertumbuhan yang menghasilkan atau pertumbuhan yang menghalangi atau yang merusak fungsi keluarga.

Terapi perilaku atau modifikasi perilaku adalah bentuk psikoterapi yang menggunakan prinsip teori belajar untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan atau mengembangkan perilaku yang diinginkan

Sabtu, 25 Juni 2016

TOPSKOR INDONESIA

SIAP-SIAP JADI “BINTANG TAMU”
Pemain TopSkor Indonesia dituntut untuk selalu serius menjalani latihan

Untuk sekian kalinya, beberapa pemain datang terlambat. Latihan TopSkor Indonesia yang didukung Corsa dan Indosat Ooredoo, dijadwalkan berlangsung pukul 16.00 WIB pun tak sesuai ketetapan. Karena pemain hanya berjumlah 15 orang saja atau minus dua pemain, game internernal akhirnya hanya dijalankan di seperempat lapangan.
Saat latihan berlangsung, sejumlah pemain bahkan terlihat kurang serius. Suasana latihan yang selalu diusahakan seperti pertandingan, tak terlihat. Pemain seperti kehilangan motivasi bersaing. Berlatih dengan ala kadarnya sebagaimana diperintah.
Sebelumnya, saat latihan masih diikuti 40 pemain, setiap pemain seperti berlatih 101 kemampuan yang ia miliki. Total dan habis-habisan.
Kondisi ini pun membuat ansori gregetan, tetapi karena tak ingin merusak psikologi pemain, ia tak mengeraskan suaranya dengan lantang. Ia hanya bersikap dengan melakukan pergantian dan sedikit arahan. Padahal tatapan matanya, berisi kegelisahan.
“dalam kondisi yang seperti ini, pemain yang tak sungguh-sungguh mungkin hanya sebagai bintang tamu.” Ucap Ansori. Bintang tamu yang dimaksud ialah pemain tetap berangkat ke Gothia Cup 2016, tetapi tak akan mendapat jam tampil yang banyak.
Pelatih yang pernah mengantar ASIOP Apacinti menjadi Runner Up Gothia Cup 2013 ini pun menyayangkan hal ini. menurutnya, pemain harus benar-benar memanfaatkan kesempatan tampil di luar negeri sebagai bekal di masa depan.
Bermimpi dipanggil pencari bakat mungkin berlebihan, tetapi bisa mengharumkan nama bangsa di kancah dunia bukan tak mungkin. Sebagai pelatih, Ansori akan berjuang memberikan yang terbaik agar tim yang ia pimpin bisa menembus persaingan 138 tim peserta kategori boys 13.
“Semoga pekerjaan rumah yang saya berikan pada mereka setiap pekannya dijalankan dengan baik. Semua ini buat pemain dan masa depannya. Pemain yang besar selalu lahir dari kerja keras dan kesungguhan dengan tambahan latihan sejak masih usia dini,” ucap Ansori.
Apa yang tampak dalam beberapa kali latihan Tim TopSkor Indonesia juga diakui salah satu penonton di Lingkungan Rindam Jaya. Menurutnya, pemain seperti kehilangan motivasi. “Tidak seperti saat melakukan seleksi. Menggebu sekali latihannya,” ucap penonton tersebut.
Selama satu bulan waktu tersisa, di potong libur Hari Raya Idul Fitri, motivasi pemain diharapkan meningkat kembali. Muhammad Uchida Sudirman, Jovanni Renaldi, Rizky Althaf Indie, Andre Oktaviansyah, juga Erza Brista setidaknya bisa jadi panutan , lantaran selalu menjaga sikap serius dalam latihan.
Skuat TopSkor Indonesia
Kiper : Dimas Maulana, Muhammad Wisnu.
Belakang : Muhammad Uchida Sudirman, Tedi Supriadi, Roni Cahwala, Aji Fajri, Erza Bristha Bathara, Syukran Arabian Samual.
Tengah : Jovanni Rezaldi, Ghatfan Hisyam Jauhari, Rizky Altaf Indie, Nestor Agung Pambudi, Andre Oktaviansyah, Nadhif Girasta.
Depan : Muhammad Pandu, Rendy Juliansyah, Surya Darma Putra.
Di sisa waktu yang ada ini seharusnya bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan dengan sebaik mungkin untuk benar-benar melakukan persiapan. Baik fisik, tehnik, taktik, mental dll. Agar permainan yang diinginkan serta target yang dicanangkan bisa diraih serta menjadi kebanggan bagi bangsa Indonesia.
Bila usaha dengan keras, pantang menyerah, disiplin serta memiliki semangat yang memabara maka prestasi bisa didapatkan. Hasil tak akan menghianati proses. Terus berjuang demi mengharumkan nama baik Indonesia di kancah dunia internasional. !!!!!

SEMANGAT ADIK-ADIK